Senin, 02 September 2013

ERAPI HEWAN LINTAH MAMPU MENGATASI DIABETES MELLITUS

a.      Gambaran Umum Diabetes Mellitus
Penyakit DM (Diabetes Mellitus) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, sehingga organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin termasuk salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab dalam mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah. Insulin dibutuhkan untuk mengubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
DM merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya kian meningkat. Kini, jumlah penderita DM di Indonesia semakin bertambah. Tidak hanya orang tua, bahkan remaja dan dewasa pun diserang penyakit gula ini. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003, tercatat hampir 200 juta orang di dunia menderita DM. Dan, diperkirakan pada tahun 2025, jumlah penderita DM bisa mencapai 330 juta jiwa.
Sementara itu, di Indonesia, berdasarkan data WHO pada tahun 2003, tercatat lebih dari 13 juta penderita DM, yang dari jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi lebih dari 20 juta penderita pada tahun 2030.
DM terdiri atas 2 tipe, yaitu DM tipe I dan DM tipe II. DM tipe I adalah DM yang bergantung pada insulin lantaran tubuh kekurangan hormon insulin, yang dikenal dengan istilah IDDM (insulin dependent diabetes mellitus). Hal ini disebabkan oleh hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe I banyak ditemukan pada balita, anak-anak, dan remaja.
Lain halnya dengan DM tipe II yang terjadi akibat hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, yang dikenal dengan istilah NIDDM (noninsulin dependent diabetes mellitus). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan, seperti kecacatan dalam produksi insulin, serta resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitivitas (respons) sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin dalam darah.
Adapun gejala-gejala penderita DM adalah sebagai berikut:
1)      Jumlah urin yang dikeluarkan lebih banyak (polyuria).
2)      Sering kali atau cepat merasa haus/dahaga (polydipsia).
3)      Lapar yang berlebihan atau makan banyak (palyphagia).
4)      Frekuensi urin meningkat/kencing secara terus-menerus (glycosuria).
5)      Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya.
6)      Kesemutan/mati rasa pada ujung saraf di telapak tangan dan kaki.
7)      Cepat lelah dan lemah setiap waktu.
8)      Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba.
9)      Apabila luka/tergores (korengan), penyembuhannya berlangsung lambat.
10)  Mudah terkena infeksi, terutama pada kulit.

Dengan demikian, apabila Anda merasakan gejala-gejala tersebut, Anda harus segera memeriksakan kondisi Anda untuk mengetahui secara pasti menderita DM atau tidak. Semakin cepat Anda mendiagnosisnya, semakin besar peluang untuk sembuh.

b.      Terapi Lintah untuk Diabetes Mellitus
Perlu Anda ketahui, setiap tahun, lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia sebagai akibat dari komplikasi DM. Dengan ungkapan lain, terjadi 1 kematian setiap 3 detik. Padahal, diet dan olahraga yang teratur dapat mengurangi secara drastis kemungkinan seseorang dengan toleransi glukosa yang terganggu karena DM.
Salah satu cara yang efektif mengobati DM adalah terapi lintah atau hirudoterapi. Sebagaimana yang diketahui, saat menggigit, lintah mengeluarkan bermacam-macam zat. Salah satu dari zat tersebut adalah hirudin yang mempunyai fungsi sebagai antikoagulan dan melancarkan aliran darah.
Untuk mengobati DM (kering), lintah ditempelkan pada bagian yang mati rasa, kesemutan, kaku, serta terasa sakit di sekitar kaki maupun tangan. Gangguan tertentu, seperti sering buang air kecil pada malam hari, tidak bisa buang air besar setiap hari, perut kembung, dan gangguan disfungsi ereksi, mampu disembuhkan dengan hirudoterapi yang teratur.
Sedangkan, DM (basah), misalnya gangrene, radang, bengkak, luka yang tidak sembuh, busuk, dan sudah mati rasa di sekitar lubang luka, serta saraf/jaringan yang mati, mampu hidup kembali hanya dengan hirudoterapi dan ramuan herbal tanpa perlu diamputasi. DM (basah) sanggup disembuhkan dengan terapi itu.
Pada penderita DM dengan kekentalan darah tinggi, zat hirudin yang dikeluarkan oleh lintah bisa membantu mencegah pembekuan darah, serta mengencerkan dan melancarkan aliran darah penderita. Manfaat lainnya dari hirudoterapi adalah darah lebih mudah beredar dan berkurangnya tekanan pada jantung dan pembuluh darah secara signifikan.
Adapun zat-zat lain yang terkandung dalam air liur lintah bisa memberikan kontribusi terhadap perbaikan dan normalisasi sirkulasi kapiler. Ada juga zat lain yang menghasilkan analgesik alami, memberikan sifat antibakteri, menurunkan tekanan darah, dan mempunyai efek antiinflamasi.
Salah satu terapis, Muhyidin, di Kauman, Yogyakarta, menggunakan lintah untuk terapi DM. Muhyidin dapat memiliki keahlian ini berdasarkan kejadian yang menimpanya sendiri. Kabarnya, Muhyidin setelah 10 tahun menderita DM, ia divonis kakinya harus diamputasi oleh dokter.
Sesuai informasi temannya, Muhyidin menggunakan lintah untuk mengobati kakinya. Ternyata, ajaib! Setelah beberapa saat pengobatan, ia tidak merasakan sakit lagi, meskipun meminum air gula. Akhirnya, ia benar-benar sembuh dari DM yang dideritanya.
Dalam mengatasi DM, perawatan jari tangan dan kaki pada penderita sangatlah penting. Mengapa? Sebab, sirkulasi darah pada penderita DM berlangsung lamban, yang membuat darah kadang tidak mampu sepenuhnya menembus kapiler, sehingga tubuh tidak bisa menyembuhkan luka kecil. Atau, yang lebih buruk lagi, terjadi nekrosis atau matinya jaringan. Hal ini dapat menyebabkan diamputasinya jari, kaki, atau anggota badan lain yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran pembusukan akibat DM ke bagian tubuh lain.
Hirudoterapi telah diketahui berabad-abad dalam meningkatkan sirkulasi di bagian distal tubuh, yakni kaki. Efek pemulihan terapi ini menghasilkan peningkatan sirkulasi mikro yang sangat penting dalam mencegah amputasi jari tangan dan kaki, sebagaimana kasus Muhyidin.
Berdasarkan kisah tersebut, bagi Anda yang menderita DM, namun tidak kunjung sembuh, meskipun telah mencoba berbagai pengobatan, saat ini tidak perlu khawatir lagi. Pasalnya, hirudoterapi terbukti ampuh dalam mengobati DM. Oleh karena itu, bagi penderita DM, tidak ada salahnya jika mencoba pengobatan alternatif hirudoterapi ini. Percaya atau tidak, itulah kedahsyatan lintah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar