Minggu, 06 Mei 2012

Jumlah PSK dari mahasiswa kedokteran meningkat


Jumlah PSK dari mahasiswa kedokteran meningkat


Sebuah harian lokal di Inggris mengabarkan sebuah fakta yang mengejutkan, yaitu meningkatnya jumlah mahasiswa kedokteran di Inggris yang melacur untuk biaya kuliah.

Penulis artikel dalam harian tersebut, Jodi Dixon, yang juga merupakan seorang pelajar di University of Birmingham melakukan observasi terhadap 300 mahasiswa kedokteran, dimana 10% diantaranya telah melacur sejak tahun 2010 demi membayar uang kuliah yang semakin mahal.

"Karena terlilit hutang untuk biaya kuliah, kebanyakan mahasiswa di Inggris melihat bisnis pelacuran sebagai cara tercepat untuk menghasilkan uang banyak," kata Dixon, seperti yang dilansir dari Live Science (01/03).

Di Inggris, bisnis pelacuran memang bukan tindak ilegal. Namun para mahasiswa kedokteran yang melacur diakui Dixon sebagai kenyataan yang cukup ironis.

Tingginya biaya kuliah memang menjadi alasan utama mengapa para mahasiswa rela menjual dirinya. Di Amerika sendiri biaya kuliah seorang mahasiswa kedokteran bisa mencapai $140,000 (setara dengan satu milyar rupiah lebih).

Selain Inggris, mahasiswa di Perancis juga melakukan hal serupa demi membiayai kuliah mereka. Sementara di seluruh negara bagian Amerika (kecuali Nevada), bisnis prostitusi terlarang bagi para pelajar.[riz]

Rumah aneh ini bikin mobil menempel di atap garasi


Gara-gara kepepet, ide yang awalnya terkesan gila bisa jadi menarik. Dua kawan ini merancang sebuah rumah yang dibangun terbalik. Atap rumah jadi pondasi, pengunjung harus berjalan di langit-langit. Sampai-sampai mobil pun terkesan menempel di plafon garasi.

Rumah unik ini adalah hasil kerja keras dua arsitek asal Polandia Irek Glowacki dan Marek Rozanski. Mereka terpaksa putar otak setelah mendapat tugas dari pemerintah Kota Terfens, Provinsi Tyrol, Austria. Keduanya diminta membuat wahana supaya turis datang ke kota kecil itu, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Senin (7/5).

Rozanski mengaku perlu waktu lama bagi mereka meyakinkan pemerintah kota supaya bersedia menerima gagasan itu. Setelah disetujui pun, keduanya perlu perjuangan ekstra buat mewujudkan rumah terbalik itu. "Kami perlu waktu hingga delapan bulan buat merancang dan membangun semua pernak-pernik rumah ini," ujar Rozanski.

Hasil kerja keras itu kini mencengangkan banyak orang. Warga yang berkunjung bakal mengira rumah itu habis dilanda badai sehingga terbalik.

Seluruh perabot di rumah itu berada di langit-langit. Dari televisi sampai toilet menggantung di atas pengunjung. Beberapa orang yang telah mampir ke rumah ini merasa pusing karena segala sesuatu terasa jungkir balik.

Buat sementara, pemerintah Kota Terfens masih menggratiskan biaya masuk. Rencananya, atraksi wisata ini bakal dibuka buat umum bulan depan.

Meski unik dan bikin pusing, rupanya rumah terbalik dari Austria ini bukan yang pertama kalinya di dunia. Desain gila semacam itu pernah dibikin di Wahana wisata Wonder Works Florida, Amerika Serikat, serta di Restoran Sakasa di Jepang.
Sumber: merdeka.com Rumah aneh ini bikin mobil menempel di atap garasi

Sekolah tidak mengajarkan tawuran


Pendidikan Indonesia seperti tidak pernah sepi dari persoalan. Mulai dari penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), kecurangan dalam ujian nasional, hingga tawuran antar pelajar. Pendidikan semestinya membuat peserta didik bermoral malah menjadikan mereka biadab.�

Sekolah tak ubahnya barak persiapan strategi sebelum laga. Masalah kecil bisa menyulut tawuran lintas sekolah dan angkatan. Bahkan perkelahian antar pelajar itu sudah menggunakan senjata tajam, seperti celurit, parang, hingga modifikasi roda gigi kendaraan bermotor. .

Berikut penjelasan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Suyanto, soal tawuran pelajar saat ditemui Islahuddin dari merdeka.com di kantornya Rabu (2/5) malam:��

Bagaimana pihak Anda mengantisipasi budaya tawruan pelajar?

Saya yakin tawuran antar siswa banyak dipengaruhi faktor lingkungan. Juga media, terutama TV, banyak menampilkan gambar dan suara keributan, bakar-bakaran, perkelahian, kepada pemirsa. Sehingga hal itu coba ditiru mereka. Media TV itu adalah contoh bagi anak-anak.

Di sekolah, tidak diajarkan bagaimana menghajar teman, mengasah pedang dan clurit. Jelas itu dari lingkungan. Padahal mereka di sekolah hanya berapa jam? Selebihnya itu di rumah dan lingkungan.

Apa sekolah saat ini sudah menjadi sesuatu membosankan bagi siswa?

Kita harus perkuat jati diri siswa. Kalau saya bertemu siswa-siswa itu saya bisikkan, jangan keluar rumah dengan teman-teman lebih dari tiga orang. Konsekuensinya, dalam psikologi massal, kalau mereka kumpul akan merasa seperti jagoan hebat. Padahal kalau sendirian tidak akan seperti itu.

Sekolah juga harus meyakinkan siswa bagaimana bergaul dengan teman sebaya. Pergaulan teman sebaya itu banyak mempengaruhi perilaku siswa dari pada dengan orang tua. Orang tua tidak akan digubris, tapi banyak mengikuti ajakan teman-temannya. Kadang ada masa-masa seperti itu pada remaja.

Apakah itu bentuk minimnya teladan dari para guru?

Emang ada guru memprovokasi siswa untuk tawuran? Sekolah tidak mungkin mengajarkan itu. Masak, ada celurit dan pedang panjang.�

Bagaimana konsep pendidikan karakter?

Pendidikan karakter itu sudah berjalan. Pendidikan karakter itu sumbernya banyak, mulai dari Pancasila, ajaran agama, kearifan lokal. Kejujuran, disiplin, simpatik, empati, semua itu diajarkan.

Bukankah itu substansi yang sudah seharusnya?

Iya, itu memang nilai-nilai lama. Tapi tidak apa-apa, pendidikan itu harus merespon. Pendidikan seperti hukum ekonomi, ada penawaran dan permintaan. Kita harus memenuhi permintaan masyarakat yang dianggap sebagai solusi untuk saat ini. Tapi kami tidak bisa menerima permintaan masyarakat itu dituruti. Kita juga punya prinsip, strategi. Kalau dituruti semua, Kurikulum siswa bisa membongkokkan anak didik kita. Semua ingin masuk. Mulai dari pendidikan bencana karena Indonesia berada pada wilayah bencana, kemudian pendidikan antikorupsi karena korupsi merajalela, kemudian pendidikan lingkungan karena lingkungan rusak.

Tidak bisa semua kita penuhi. Harus ada pakem dan pedoman ingin dicapai. Coba lihat sekarang banyak TK yang mengajarkan siswa baca tulis, itu tidak boleh. TK itu harus bermain, mengenal lingkungan, mengenal teman, mengembangkan kemampuan sosial, kekompakan, mengenali guru, tapi konsep-konsep itu harus dilakukan dengan cara bermain.










Sumber: merdeka.com Sekolah tidak mengajarkan tawuran